Tuesday, April 19, 2016

Batu Ampar Pesona dan Geliat Membangun ditengah Perkembangan Zaman Bagian 1




Ketika mendengar Batu Ampar bagi sebagian Masyarakat Kalimantan Barat masih Asing, tapi bagi beberapa Orang Nama Batu Ampar sudah dikenal sebagai daerah Penghasil Kayu, dan daerah tujuan pembukaan Lahan untuk Tempat tinggal mengadu nasib dari Daerah Lain.
Pengalaman ini juga pernah saya Alami ketika memperkenalkan diri kebeberapa Orang di Kota Pontianak, saat mengenalkan Asal Daerah dari Batu Ampar maka orang akan langsung menunjuk Daerah Batu Ampar sebagai Daerah Penghasil Kayu yang besar, kemudian mulai bercerita bagaimana sejarahnya mereka pernah menginjakkan Kakinya di tanah Batu Ampar, atau menjelajahi Laut Batu Ampar.
Memang tidak di pungkiri Kecamatan Batu Ampar, Kabupaten Kubu Raya adalah daerah yang dulunya dikenal sebagai Daerah Penghasil Kayu terbesar, hingga sempat menjadi Pelabuhan Internasional untuk mengangkut Kayu-kayu dari daerah Batu Ampar, bagi sebagian  Masyarakat setempat pelabuhannya disebut "Steher" yang sebenarnya Kalimat steher ini dalam Bahasa Inggris "Stay Here (tetap disini)", pelabuhan ini dahulunya sebagai tempat berlabuh Kapa-kapal pengangut Kayu atau Glondongan Kayu.
Tapi itu adalah kisah lama tentang Batu Ampar, yang setelah mulai berkurangnya Produksi Kayu Batu Ampar mulai tidak di perhatikan, namun di balik semua Itu Batu Ampar kembali memulai pembangunan-pembanguna  Daerah, Untuk Jalur Laut saja dahulu Menuju atau dari Batu Ampar ke daerah lain seperti ke Pontianak, harus menempuh lama perjalana  Berhari-hari bahkan berbulan-bulan, hanya dengan menggunakan sampan (Jukung) yang menggunakan tenaga manusia atau di kayuh. 

Sampan/ Jukung yang digunakan Masyarakat sebelum adanya Motor dengan Kapasitas Mesin dan Muatan besar, kendaraan inilah yang pernah di gunakan Masyarakat menuju daerah-daerah lain, menerjang Ombak, hingga berhari-hari bahkan berbulan-bulan.


Bahkan ada juga yang sudah menggunakan Mesin tapi dalam ukuran yang Kecil di banding dengan Mesin-mesin yang di pake sekarang, perjalanan melalui laut adalah jalur utama karena jalur darat sama sekali belum terbuka hingga sekarang, padahal jika di bandingkan Jalur Laut, jalur darat sebenarnya lebih dekat dan cepat, tapi untuk pembangunan  jalur darat masih perlu banyak pertimbangan dan perghitungan.
Namun di tengah jauhnya jarak yang mesti ditempuh Fasilitas-fasilitas kendaraan yang di gunakan menuju Batu Ampar mulai berkembang,dan Maju seperti di zaman sekarang mulai adanya Motor Air yang kapasitas Mesin dan Muatannya lebih besar, Bagi Masyarakat sekitar menyebutnya sebagai "Motor Klotok" karena identik dengan suara mesin yang cukup nyaring, dengan Motor Klotok ini Masyarakat yang Ingin ke Batu Ampar atau Pergi keluar Batu Ampar hanya dapat di tempuh dalam Waktu kurang lebih 6 Jam.
Selain Motor Klotok ini ada juga Kendaraan Laut yang lebih cepat dalam menempuh perjalanan kurang lebih 2,5 Jam yaitu dengan menggunakan Speed Boat, dengan kendaraan ini waktu tempuh lebih singkat.
Untuk Biaya yang mungkin akan dikenakan juga berbeda antara Motor Klotok dan Speed Boat, untuk motor Klotok sendiri per orang biasanya di kenakan Biya 60 Ribu, jika di tambah dengan kendaraan peribadi seperti sepeda motor maka biayanya di samakan dengan biaya Orang,sedangkan untuk Speed Boat sendiri juga bervariasi biasanya 100-150 Ribu perorang.
Namun jika kita dalam perjalanan baik menggunakan motor klotok atau Speed Boat jangan sampai terlewatkan untuk menikmati perjalanan dengan sajian pemandangan-pemandangan Hutan Mangrove serta Muara yang langsung menuju Laut lepas dan Perbukitan-perbukitan kecil.

 Motor Klotok yang melaju dengan kapasitas penuh muatan menysusuri Sungai Kapuas


 Motor Klotok dan Speed Boat, kendaraan yang digunakan Masyarakat Batu Ampar menuju Daerah Lain termasuk menuju Pontianak melalui Rasau Jaya.
Hutan Manggrove Pemandangan Sepanjang Perjalanan Menuju Batu Ampar.


Setelah sampai di Daerah Batu Ampar kita akan menjumpai sebuah Dermaga dan Pelabuhan, tapi motor Klotok atau Speed Boat bersandarnya langsung ke Dermagaa, karena untuk Pebuhan di peruntukan bagi Kapal-Kapal dan Motor Air yang lebih besar, atau pengangkut Barang.
di Dermaga ini telah banyak penduduk yang menempati Wilayah tepian dermaga, bahkan hingga tahun ketahun semakin Ramai sehingga Dermaga yang mestinya luas dan di peruntukan bagi kenyamanan penumpang turun semakin sempit.
Tapi di balik semua itu kita akan merasakan sedikit pesona dan Ramainya Aktifitas Masyarakat di Dermaga Batu Ampar.
di Dermaga ini juga terdapat Pasar, dan Rumah Makan dan Penginapan sehingga buat yang baru pertama kali berkunjung ke Batu Ampar jangan khawatir.
Pembanguna yang terus dilakukan untuk dermaga sendiri seperti pembanguna  Bahan dasar yang sebelumnya menggunakan Papan dan Kayu di ganti dengan menggunakan Beton dan mulai di semen.
Dermaga Batu Ampar di Tahun 2006 yang menggunakan Kayu dan Papan kemudian di Tahun 2016 sudah mengunakan Beton dan Semen, namun semakin Hari Pelabuhan ini semakin sempit, sehingga pada waktu-waktu tertentu seperti saat Mudik akan terjadi penumpukan di Dermaga baik barang atau Orang.


Masyarakat yang sedang menunggu datangnya Motor Klotok, dan yang baru saja turun dari Motor Klotok yang baru bersandar di Dermaga Batu Ampar.
Meskipun dermaga utama di bangun dari Beton tapi untuk sebagiannya Masih menggunakan Kayu dan Papan.

 Kapal yang sedang Bersandar di Pelabuhan Batu Ampar, pelabuhan yang terkenal dengan sebutan "Steher" dan dulunya sebagai pelabuhan Kapal-kapal pengangkut Kayu.
Sekarang lebih di peruntukan sebagai pelabuhan Kapal-kapal pengangkut Bauksit.

 Bersambung.

Laporan Khusus : Anggun Arianto
Foto Oleh: Herman Latupeirissa‎ & Zull Lians

Anggun Arianto










0 comments:

Post a Comment